Selasa, 11 September 2012

Optimalisasi prosesor AMD

Istilah Overclock mengacu kepada cara untuk membuat suatu perangkat untuk berjalan di kecepatan yang lebih tinggi daripada ketentuan pembuat perangkat tersebut (pabrikan). Prinsipnya adalah membuat performa lebih tinggi. Tetapi perlakuan ini beresiko menyebabkan kestabilan sistem yang berkurang sampai rusaknya peripheral komputer yang di-oveclock. Overclock biasanya dipraktekkan oleh para pengguna PC untuk "memaksa" periferal komputer bekerja di atas kemampuan standar yang ditentukan pabrikannya dengan tujuan akhir untuk meningkatkan performa kerja komputer. Ibarat sebuah seni, tidak ada rumus yang paling baku. Berbeda orang, akan berbeda pula hasil yang diperoleh.

Terminologi pada Platform AMD yang perlu diketahui

Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum melakukan optimalisasi. Anda dapat menggunakan software CPUID-CPUZ untuk mengetahui keadaan sistem Anda. Akan tampak di layar komputer Anda, gambar seperti dibawah ini.
  1. Core Speed : Core Speed adalah gambaran kecepatan prosesor yang sedang berjalan. Core speed merupakan hal utama yang akan kita tingkatkan untuk mendapatkan clock speed tertinggi yang paling optimal. (Gambar 1)
  2. Hyper Transport: HyperTransport (HT link speed) merupakan kecepatan yang berjalan dari prosesor menuju NorthBridge (NB). Kecepatan HyperTransport biasanya sama dan tidak lebih dari kecepatan NorthBridge. (Gambar 1)
  3. NorthBridge : Kecepatan NorthBridge pada platform akan mempengaruhi kecepatan memory controller dan L3 cache yang akan mempercepat komputasi data. (Gambar 6)
  4. Reference Clock : Reference Clock Pada prosesor AMD bernilai 200, sama seperti Front Side Bus (FSB) pada platform Intel sebelum Intel core-i series. (Gambar 1)
  5. CPU multiplier :  CPU Multiplier adalah faktor pengali dari reference clock yang akan menghasilkan core speed prosesor. Pada beberapa prosesor AMD (bukan Black Edition),  CPU multiplier-nya dikunci dan tidak dapat diubah.
Berikut ini adalah Basic Formula yang digunakan pada platform AMD
Core Speed = Reference Clock x CPU Multiplier
NorthBridge speed = Reference Clock x Northbridge Multiplier
HT link Speed = HT link speed x HT link Multiplier

Sebagai contoh, prosesor  yang digunakan yaitu AMD Phenom II X6 1100T dan berjalan pada kecepatan 3,3 Ghz (Gambar 2) pada default clock yang merupakan hasil dari 200 reference clock dan 16,5 CPU Multiplier (200 x 16,5 = 3300 Mhz). Phenom II X6 1100T termasuk ke dalam jajaran BE (Black Edition) yang Multiplier-nya tidak dikunci.

Anda dapat mengoptimalisasi prose­sor Anda dengan meningkatkan CPU Multiplier ataupun reference clock. Caranya adalah dengan meningkatkan CPU multiplier menjadi 18 (200 x 18 = 3600 Mhz)    seperti pada gambar 3 atau dengan meningkatkan Reference clock menjadi 220 (220 x 16,5 = 3630 Mhz) seperti pada gambar 4. Satu hal yang perlu diingat dengan meningkatkan reference clock berarti akan meningkatkan secara otomatis HyperTransport dan NorthBridge (gambar 5 dan 6).

Untuk mempermudah, Anda dapat melakukan beberapa perubahan setting pada BIOS. Caranya adalah dengan mematikan beberapa setting untuk mempermudah dalam memantau hasil, di antaranya feature Cool n Quiet, C1E, Spread Spectrum dan CPU Smart Fan Control seperti pada Gambar 7.

Reference clock dan memory speed

Selain reference clock berpengaruh terhadap HyperTransport dan NorthBridge, peningkatan reference clock juga berpe­ngaruh pada memory speed. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:
Memory Frequency = Reference Clock x Memory Multiplier
Jika Anda meningkatkan reference clock, secara otomatis memory speed juga akan meningkat. Sebagai contoh, dengan memory multiplier 1:8 dan reference clock 200 dapat diketahui memory frequency adalah 1600 Mhz (200 x 8 = 1600 Mhz). Jika reference clock ditingkatkan menjadi 220 maka memory speed-nya adalah 1760 Mhz (220 x 8 = 1760) seperti pada Gambar 8 dan 9. Untuk menjaga kestabilan, Anda dapat menurunkan multiplier memori sehingga dapat meningkatkan reference clock lebih jauh.

Setelah Anda mengetahui cara-caranya, sekaranglah saatnya untuk berkreativitas untuk menemukan titik yang paling optimal dari komputer Anda sendiri. Tidak ada patokan ataupun rumus yang paling baku dalam overclocking, berbeda orang selalu berbeda hasil yang diperoleh. Hal yang paling penting adalah selalu pantau suhu pada sistem Anda, baik melalui BIOS maupun melalui software aplikasi untuk menjaga komponen pada komputer Anda.

Pengujian kestabilan

Setelah melakukan overclocking, untuk mengoptimalkan komputer Anda, tentu Anda ingin mengetahui sistem berjalan dengan baik atau tidak. Untuk itu, perlu dilakukan pengujian kestabilan. Ada banyak software yang dapat Anda gunakan untuk menguji kestabilan, diantaranya seperti OCCT, Prime95, Orthos, Intel Burn test, Core damage, dan lain sebagainya.