Istilah Overclock mengacu kepada cara untuk membuat suatu perangkat untuk berjalan di kecepatan yang lebih tinggi daripada ketentuan
pembuat perangkat tersebut (pabrikan). Prinsipnya adalah membuat performa lebih
tinggi. Tetapi perlakuan ini beresiko menyebabkan kestabilan sistem yang
berkurang sampai rusaknya peripheral komputer yang di-oveclock. Overclock biasanya dipraktekkan oleh para pengguna PC untuk "memaksa" periferal komputer bekerja di atas kemampuan standar
yang ditentukan pabrikannya dengan tujuan akhir untuk meningkatkan
performa kerja komputer. Ibarat sebuah seni, tidak ada rumus yang
paling baku. Berbeda orang, akan berbeda pula hasil yang diperoleh.
Terminologi pada Platform AMD yang perlu diketahui
Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum melakukan optimalisasi.
Anda dapat menggunakan software CPUID-CPUZ untuk mengetahui keadaan
sistem Anda. Akan tampak di layar komputer Anda, gambar seperti dibawah
ini.
- Core Speed : Core Speed adalah gambaran kecepatan prosesor yang sedang berjalan. Core speed merupakan hal utama yang akan kita tingkatkan untuk mendapatkan clock speed tertinggi yang paling optimal. (Gambar 1)
- Hyper Transport: HyperTransport (HT link speed) merupakan kecepatan yang berjalan dari prosesor menuju NorthBridge (NB). Kecepatan HyperTransport biasanya sama dan tidak lebih dari kecepatan NorthBridge. (Gambar 1)
- NorthBridge : Kecepatan NorthBridge pada platform akan mempengaruhi kecepatan memory controller dan L3 cache yang akan mempercepat komputasi data. (Gambar 6)
- Reference Clock : Reference Clock Pada prosesor AMD bernilai 200, sama seperti Front Side Bus (FSB) pada platform Intel sebelum Intel core-i series. (Gambar 1)
- CPU multiplier : CPU Multiplier adalah faktor pengali dari reference clock yang akan menghasilkan core speed prosesor. Pada beberapa prosesor AMD (bukan Black Edition), CPU multiplier-nya dikunci dan tidak dapat diubah.
Berikut ini adalah Basic Formula yang digunakan pada platform AMD
Core Speed = Reference Clock x CPU Multiplier
NorthBridge speed = Reference Clock x Northbridge Multiplier
HT link Speed = HT link speed x HT link Multiplier
Sebagai contoh, prosesor yang digunakan yaitu AMD Phenom II X6 1100T dan
berjalan pada kecepatan 3,3 Ghz (Gambar 2) pada default clock yang
merupakan hasil dari 200 reference clock dan 16,5 CPU Multiplier (200 x
16,5 = 3300 Mhz). Phenom II X6 1100T termasuk ke dalam jajaran BE (Black
Edition) yang Multiplier-nya tidak dikunci.
Anda dapat mengoptimalisasi prosesor Anda dengan meningkatkan CPU
Multiplier ataupun reference clock. Caranya adalah dengan meningkatkan
CPU multiplier menjadi 18 (200 x 18 = 3600 Mhz) seperti pada gambar 3
atau dengan meningkatkan Reference clock menjadi 220 (220 x 16,5 = 3630
Mhz) seperti pada gambar 4. Satu hal yang perlu diingat dengan
meningkatkan reference clock berarti akan meningkatkan secara otomatis
HyperTransport dan NorthBridge (gambar 5 dan 6).
Untuk mempermudah, Anda dapat melakukan beberapa perubahan setting
pada BIOS. Caranya adalah dengan mematikan beberapa setting untuk
mempermudah dalam memantau hasil, di antaranya feature Cool n Quiet,
C1E, Spread Spectrum dan CPU Smart Fan Control seperti pada Gambar 7.
Reference clock dan memory speed
Selain reference clock berpengaruh terhadap HyperTransport dan
NorthBridge, peningkatan reference clock juga berpengaruh pada memory
speed. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:
Memory Frequency = Reference Clock x Memory Multiplier
Jika Anda meningkatkan reference clock, secara otomatis memory speed
juga akan meningkat. Sebagai contoh, dengan memory multiplier 1:8 dan
reference clock 200 dapat diketahui memory frequency adalah 1600 Mhz
(200 x 8 = 1600 Mhz). Jika reference clock ditingkatkan menjadi 220 maka
memory speed-nya adalah 1760 Mhz (220 x 8 = 1760) seperti pada Gambar 8
dan 9. Untuk menjaga kestabilan, Anda dapat menurunkan multiplier
memori sehingga dapat meningkatkan reference clock lebih jauh.
Setelah Anda mengetahui cara-caranya, sekaranglah saatnya untuk
berkreativitas untuk menemukan titik yang paling optimal dari komputer
Anda sendiri. Tidak ada patokan ataupun rumus yang paling baku dalam
overclocking, berbeda orang selalu berbeda hasil yang diperoleh. Hal
yang paling penting adalah selalu pantau suhu pada sistem Anda, baik
melalui BIOS maupun melalui software aplikasi untuk menjaga komponen
pada komputer Anda.
Pengujian kestabilan
Setelah melakukan overclocking, untuk mengoptimalkan komputer Anda,
tentu Anda ingin mengetahui sistem berjalan dengan baik atau tidak.
Untuk itu, perlu dilakukan pengujian kestabilan. Ada banyak software
yang dapat Anda gunakan untuk menguji kestabilan, diantaranya seperti
OCCT, Prime95, Orthos, Intel Burn test, Core damage, dan lain
sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar